Cerita ini akan bercerita tentang kisah seorang anak yang
berusaha kerja keras, untuk membantu kedua orang tuanya. Namanya Bayu, dia baru
kelas 5 SD (Sekolah Dasar), dan umurnya pun belum genap 17 tahun (umurnya
sekitar 11 tahun). Penampilannya sangat biasa, tetapi semangatnya untuk sekolah
dan bekerja sangat besar. Kedua orang tuannya merupakan seorang tuna wisma.
Tetapi ibunya telah membuka sebuah toko kecil-kecilan di rumahnya. Saya
secara tidak sengaja bertemu dengannya saat pelaksanaan pemotongan di hari raya
Idul Adha lalu. Secara tidak sengaja pula saya mewawancarainya tentang 5W+1H
(What, Where, When, Why, Who + How).
Banyak hal-hal yang tidak seperti anak-anak lakukan, apa
sebenernya yang dia lakukan. Bayu sejak kelas 4 telah menjual korang dan
menjadi ojek paying dadakan di sekitar stasiun. Alasan yang diutarakan anak ini
melakukan hal itu adalah hanya ingin membantu orang tua dan ingin mengisi waktu
luang selepas sekolah. Lokasi operasi bayu adalah di sekitar kampus Universitas
Indonesia dan Stasiun Pondok Cina. Setiap harinya dia melakukan hal ini selepas
sekolah. Selesai sekolah dia selesai jam 1 siang, habis itu dia langsung
bersiap dari rumah untuk berjualan Koran hingga jam 5 sore (atau bahkan hingga
malam jika korang tidak laku terjual semua). Hal ini tidak menjadi kekecewaan
baginya apabila Koran yang dijualnya tidak laku. Bayu telah memahami tentang
rezeki, bahwa apabila korannya tidak laku maka dia hanya berucap “Alhamdulillah,
mungkin belom rezeki untuk hari ini” begitu dia berucap. Orang yang
menginspirasi semangat juangnya adalah kedua orang tua dan sosok Chairul
Tanjung. Bapak Chairul Tanjung menjadi sosok inspirasi baginya karena menurut
bayu bapak Chairul Tanjung dlu juga saat masih kecil bernasib sama sepertinya,
jadi dia yakin bahwa ketika sudah besar nanti bisa seperti bapak Chairul
Tanjung. Oleh karena itu dia tetap bersemangat hingga sekarang. Ketika ditanya
bagaimana mengatur waktu belajar dengann jualan, dia hanya menjawab “klo
belajar kan malem atau malah saat jualan Koran aku bisa baca-baca Koran, kan
lumayan bsa nambah ilmu” begitu katanya.
`Begitulah perjuangan seorang anak yang sungguh luar biasa,
pertemuannya saya dengannya benar-benar tidak disengaja, dan saya sunggu
terinspirasi oleh semangat dan kerja kerasnya. Semoga tulisan ini juga bisa
menjadi inspirasi untuk kita semua, dan kita semua dapat menghargai hidup kita
dan yang penting harus lebih meningkatkan bakti kita ke kedua orang tua kita.